TULUNGAGUNG,Detikindo24.com -Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tulungagung kembali menjadi sorotan tajam. Sedikitnya 38 siswa SMPN 1 Boyolangu dilarikan ke Puskesmas Boyolangu, Senin (13/10/2025) siang, setelah mengalami gejala keracunan massal usai menyantap menu MBG di sekolah.
Para siswa mengalami mual, muntah, sakit perut, dan pusing hebat. Sejumlah siswa bahkan harus diberikan oksigen dan infus darurat. Dua siswa yang kondisinya parah dirujuk ke RSUD Campurdarat dr Karneni untuk mendapatkan perawatan intensif.
Salah satu korban, Adzim, siswa kelas 7 asal Dusun Ngrengit, Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu, mengaku mulai merasa mual tak lama setelah makan bersama teman-temannya.
Setelah makan nasi kuning itu, perut langsung sakit dan kepala pusing. Banyak teman yang muntah,” ujar Adzim dengan kondisi lemas di ruang perawatan.
Menurut keterangan Suliyah, nenek dari Adzim, dirinya panik saat mendapat kabar cucunya tiba-tiba muntah-muntah di sekolah.
Saya langsung ke puskesmas. Tadi cucu saya pucat, katanya habis makan dari sekolah,” tutur Suliyah dengan nada cemas.
Menu MBG pagi itu berisi nasi kuning, lauk ayam kecap, irisan tomat, dan timun. Usai upacara bendera sekitar pukul 08.30 WIB, para siswa mulai menyantap makanan tersebut, dan tak lama kemudian gejala keracunan muncul hampir bersamaan.
Jumlah sementara 38 siswa, tapi ini terus bertambah,” ujar Kapolsek Boyolangu, AKP Tarmadi, di lokasi kejadian.
MBG di SMPN 1 Boyolangu diketahui dipasok dari dapur SPPG di Dusun Kendit, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat. Pihak Polsek Boyolangu bersama Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung telah mengamankan sisa makanan, muntahan korban, serta wadah ompreng MBG untuk diperiksa di laboratorium.
Tim dari Dinas Kesehatan Tulungagung juga turun langsung ke lapangan untuk mengambil sampel bahan makanan dari dapur penyedia.
Beberapa siswa menyebut nasi dan ayam kecap terlihat normal, namun irisan tomat tampak lembek dan berbau busuk.
Tomatnya kayaknya sudah basi,” ujar salah satu siswa.
Selain itu, ada juga temuan menarik: wadah ompreng MBG berbeda dari biasanya, lebih sulit dibuka, menimbulkan dugaan adanya perubahan pada cara pengemasan atau penyimpanan makanan.
Kasus keracunan massal di SMPN 1 Boyolangu ini menjadi tamparan keras bagi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di Tulungagung. Program yang sejatinya untuk meningkatkan gizi dan kesehatan siswa justru berulang kali menimbulkan korban massal.
Pengawasan terhadap kualitas bahan pangan, kebersihan dapur, dan standar distribusi makanan dinilai lemah dan tidak konsisten.
Masyarakat menuntut pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan untuk bersikap tegas, transparan, dan memastikan evaluasi total terhadap penyedia MBG.
Kalau begini terus, bukan bergizi gratis, tapi malah jadi bahaya gratis,” sindir salah satu wali murid di lokasi.(Ft)





