Widodaren Ngawi Geger,Temukan Teman Sekolah Gantung Diri

Nasional, Pariwisata40 Dilihat

NGAWI,Detikindo24.com –  Mengakhiri hidup dengan cara gantung diri,  Siswa Kelas 2 SMK di Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi jawa timur gegerkan warga setempat.

Pasalnya, tidak diketahui penyebabnya, Bocah laki- laki yang di ketahui berinisial IR (17) di temukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa dengan cara gantung diri di rumah pamannya pada Senin (06/02/2023) pukul 18.30 WIB.

Korban, ditemukan pertama kali oleh rekannya berinisial FS (17) setelah waktu waktu magrib, niat FS yang hendak menggunakan wifi di rumah paman IR mendapati pintu dalam keadaan terkuci.lalu FS pun menggedor pintu,namun tak ada jawaban. Karena tidak ada yang membukakan pintu, Ia pun kemudian nekad lewat jendela kamar bagian samping rumah. Namun alangkah terkejutnya FS sesampainya di dalam rumah,ia mendapati temanya itu sudah dalam posisi tewas tergantung dengan seutas tali tambang.

Setelah kemudian memberitahukan Kedua orang tua IR yakni Sukamto (46) dan Ningsih (37).kejadian langsung disampaikan ke kades setempat ( Sumanto) dan dilanjutkan ke pihak kepolisian. Seketika Polisi langsung mengamankan tempat kejadian perkara dan melakukan pemeriksaan luar pada jenazah IR.

Lebih lanjut menurut keterangan kepala desa,diduga korban takut,karena orang tua korban mendapatkan undangan ke sekolah besok. Namun, masih belum diketahui apa permasalahan di sekolah yang menyebabkan orang tua korban dipanggil pihak sekolahan.

” Diduga korban ini takut atau bagaimana kami belum bisa memastikan. Yang jelas menurut keterangan orang tuanya begitu. Sejauh ini, belum diketahui pasti penyebab anak yang baru kelas XI SMK ini bunuh diri,” kata Sukamto.

Masih menurut kepala desa, sehari-hari korban bukan tipe suka menyendiri.korban kerap berkumpul dengan teman-temannya dan kerap terlihat nongkrong di rumah paman korban yang kebetulan dipasangi Wi-Fi. Mereka juga menggunakannya untuk belajar dan bermain game bersama.

“Jadi, korban ini bukan anak yang suka menyendiri. Temannya banyak, kerap berkumpul dengan temannya. Namun, rekannya tidak ada yang tahu apa masalah yang dihadapi korban di sekolah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan