,

Dukung Peningkatan Ekonomi Petani Pemdes Menang Adakan Pelatihan

Dukung Peningkatan Ekonomi Petani Pemdes Menang Adakan Pelatihan

Ponorogo, detikindo24.com. Pengadaan pupuk bersubsidi dari pemerintah dirasakan kurang untuk mencukupi kebutuhan petani, bukan hanya di wilayah Ponorogo tapi beberapa daerah di Indonesia dirasakan tidak jauh berbeda. Padahal pupuk sangat vital bagi proses pengolahan pertanian.

Memberikan solusi terkait itu, Pemerintah Desa Menang Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Jawa Timur berupaya dalam mendukung peningkatan hasil pertanian melalui berbagai cara, yang diantaranya pembinaan petani melalui sosialisasi maupun pelatihan guna memberikan solusi alternative peningkatan hasil produksi melalui pembuatan pupuk dengan biaya yang lebih murah dan ramah lingkungan.

Kegiatan pelatihan yang mengambil tempat di gedung Balai Latihan Kerja Komunitas Desa Menang selain di hadiri oleh seluruh anggota kelompok tani “Subur”,juga di hadiri Imam Rohni selaku Camat Jambon yang sekaligus membuka acara yang bertajuk “Pelatihan TTG (teknologi Tepat Guna) Pertanian Pembuatan Granul Dari Bahan Kohe” tersebut. Adapun sebagai nara sumber adalah dari Praktisi bidang terkait dan BPP.

“Desa Menang memang masyarakatnya mayoritas adalah petani, dengan adanya keluhan masyarakat terkait pemupukan, kami dari pemerintah desa terus berupaya menampung dan memberikan solusi yang diantaranya dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk kandang sebagaiman di laksanakan” kata Imam Tamami Kepala Desa Menang saat di temui detikindo24.com pada Senin (3/6)

Sebagaimana di terangkan Imam Tamami selaras dengan apa yang di sampaikan Camat Jambon bahwa perlunya merekondisi tanah pertanian akibat dari pemakaian zat zat kimia selama ini dengan memberikan pupuk organik, dengan maksud untuk menjaga kesuburan tanah secara alami di masa depan.

“Saya rasa ini merupakan solusi yang baik ya, dengan memberikan pupuk dari Kohe (kotoran hewan) yang diolah sendiri oleh petani untuk diaplikasikan pada lahan yang ada, sehingga dengan cara alami kedepan kesuburan tanah akan tetap terjaga”. Katanya.

Selain mengadakan pelatihan bagi seluruh anggota kelompok tani yang ada, pihak pemerintah desa juga memberikan fasilitas berupa dua unit alat pembuat granul dan dua unit coper (pencacah rumput) pada pengolahan fermentasi pakan ternak.

Adapun dalam pelatihan pembuatan pupuk kompos yang dilaksanakan, diterangkan bahwa pengolahan pupuk alami akan memakan waktu atau proses pengerjaan selama kurang lebih 2 minggu atau 14 hari dengan menggunakan alat sederhana antara lain, terpal, cangkul, sekop, sprayer.

Adapun komposisi bahan kompos adalah sebagai berikut,
1. Kotoran hewan / tletong 1 ton
2. Katul halus 25 Kg.
3. Molase/ tetes 1 liter / gula 1 kg
4. Dolomit 3 kwintal
5.EM4 1liter/ Stardec / MA 11 dan
6. Tricoderma Sp 1 liter.

Dengan cara pembuatan, kohe (kotoran hewan) di ratakan setinggi kurang lebih 30 sentimeter lalu di sirami atau di semprot dengan dekomposer yang telah di campur gula atau molase, lalu di taburi katul halus lalu di aduk rata.
Dolomit dan arang sekam di taburkan di atasnya lalu di aduk kembali hingga merata, setelah itu di tutup dengan terpal dan di diamkan selama 2 minggu atau 14 hari ke depan.

Cara pembuatan kompos memang tidak terlalu sulit, dan sebagaimana di utarakan bahwa pupuk organik yang di hasilkan akan membantu mengembalikan kesuburan tanah dalam jangka panjang. Hal ini tentu sangat menguntungkan petani karena bisa lebih menghemat pemakaian pupuk kimia yang lebih berpotensi merusak kesuburan tanah.

Dan sebagaimana di ketahui, dalam pelatihan yang di adakan Pemerintah Desa Menang tersebut, juga memberikan arahan tentang cara pembuatan bubur california dan cara pembuatan fermentasi pakan ternak dengan bahan jerami

, ,

Tingkatkan Sarpras Dukung Akses Ekonomi Petani, Pemdes Srandil Bangun Talut Penahan Jalan

 

Suwarno Pamuji Kepala desa Srandil, Kec. Jambon, Kab. Ponorogo.

Ponorogo, detikindo24.com –Pembangunan talud penahan jalan Desa Srandil Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo, diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi kemudahan dan peningkatan ekonomi wilayah pertanian yang ada.

Sebagaimana di terangkan Suwarno Pamuji, kepala desa Srandil yang di temui pada Minggu (2/6) bahwa pembangunan talud penahan jalan sepanjang 160 meter tersebut menelan anggaran Dana Desa untuk ketahanan pangan senilai Rp. 164.000.000.

Prioritas pembangunan di lokasi tersebut menurutnya memang sangat layak untuk di laksanakan pembangunan mengingat bahwa pembangunan talud jalan yang ada sangat mendukung terpeliharanya akses ekonomi petani kedepannya.

“Jalan untuk usaha pertanian yang ada di RT.03 RW.02 itu memang perlu mendapatkan perhatian, karena merupakan akses menuju areal pertanian yang sangat di butuhkan warga” kata Kepala Desa Srandil.

Masih menurutnya bahwa dengan pembangunan talud kanan kiri di jalan yang ada maka akan mencegah terjadinya longsoran ataupun kerusakan jalan pertanian yang ada, sehingga memperlancar distribusi dari material kebutuhan petani maupun hasil panen.

Dan dengan luasan areal persawahan yang di jangkau jalan tersebut, maka dibutuhkan kepadatan tanah dan kelayakan jalan untuk memperlancar arus transportasi petani.

“Hektaran lahan persawahan yang akan terakomodir dari fungsi jalan tersebut, dan diharapkan pembangunan yang ada mampu memberikan dampak positif pada peningkatan ekonomi petani”, katanya.

Di tambahkannya memungkasi pertemuan singkat dengan detikindo24.com. bahwa selain pada pembangunan talud penahan jalan yang telah usai pengerjaannya pada bulan mei 2024 kemarin, sebelumnya Pemerintah Desa Srandil juga telah melaksanakan beberapa titik kegiatan fisik yang pada intinya menitik beratkan pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

,

Kasi Permas Kec Jambon Hadiri Sosialisasi Penggunaan Dana Desa Menang

Kasi Permas Kec Jambon Hadiri Sosialisasi Penggunaan Dana Desa Menang

Ponorogo, detikindo24.com. Di hadiri Kasi Permas Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo sebagai narasumber, Pemerintahan Desa Menang laksanakan giat sosialisasi dan pembekalan penggunaan Dana Desa, Menang Senen (4/3).

Giat bertujuan untuk memberikan pemahaman serta wawasan tentang Regulasi, realisasi dan pelaksanaan terkait implementasi dana desa bagi pembangunan.

“untuk penggunaan dana desa ini dilakukan dan dilaksanakan sebaik-baiknya, untuk BLT maupun pembangunan sektor lain, dari infrastruktur jalan lingkungan maupun sektor pertanian” kata Joko Susilo Kasi Permas Kecamatan Jambon dalam penyampaian materinya.

Selain itu, penggunaan dana desa telah diatur dalam peraturan bupati dengan menggunakan skala prioritas seperti, BLT, infrastruktur, pendukung ketahanan pangan, serta hal lain pada jenjang prioritas tertinggi ke bawah pada perencanaan pembangunan yang dilaksanakan dengan baik.

Dengan kucuran anggaran dana desa yang sangat besar, Joko Susilo menyampaikan, Sangat perlunya pengawasan dari berbagai pihak terkait, sehingga kegiatan pembangunan yang ada bisa terlaksana dengan baik dan memenuhi harapan pemerintah.

“harapan ke depan tidak ada penyimpangan atau temuan yang tidak sesuai aturan. Dan yang terpenting anggaran yang diperuntukkan, dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat”, terangnya.

Sebelumnya, Kepala Desa Menang, Imam Tamami juga menyampaikan pentingnya kegiatan sosialisasi dan pembekalan yang diadakan.

“pelaksanaan sosialisasi dan pembekalan terkait dana desa ini, saya berharap dilakukan penerapan dengan baik, karena ini sangat penting agar semua sesuai aturan dalam pelaksanaannya” kata Imam Tamami

Menurut Imam, Tujuan kegiatan yang teragenda secara rutin mampu memberikan wawasan terkini terkait regulasi, perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan dalam realisasi penggunaan anggaran yang diterapkan.

Terkait Dam Bendungan Sesek, Kadin PUPR Ponorogo: Saya Usulkan Ke Bappeda

Detikindo24.com, Ponorogo – Kepala Dinas PUPR Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Akhirnya angkat bicara atas terbengkalainya kondisi Dam bendungan sesek yang berada di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo yang kondisinya hancur sudah puluhan tahun dan tidak dapat difungsikan oleh para petani di Lima Desa Kecamatan Jenangan.

Diberitakan sebelumnya detikindo24.com,https://detikindo24.com/2023/07/16/ada-apa-pemerintah-kabupaten-ponorogo-lupakan-nasib-petani-di-lima-desa-kecamatan-jenangan/

Toh sudah dilakukan permohonan pembangunan terhadap Dam bendungan sesek tersebut hingga ke Pemprov Jatim, namun hingga kini belum ada pihak terkait yang mengabulkan untuk berupaya melakukan pembangunan hingga masa sekarang ini.

Kondisi Dam bendungan sesek yang tidak dapat difungsikan oleh para petani di lima desa kecamatan jenangan kabupaten Ponorogo.

Menanggapi keluhan ratusan warga petani di Kecamatan Jenangan tersebut, Kepala Dinas PUPR Kabupaten ponorogo Jamus Kunto memberikan penjelasan. ” Karena proses penganggaran  tidak bisa semau kita, ada TAPD yang menentukan ” Ungkap Jamus melalui via chatting whatsapp miliknya kepada redaksi detikindo24.com pada Senin 17/7/2023.

Lebih lanjut  menurut Jamus selaku Kadin PUPR Kab. Ponorogo, Pihaknya akan mengusulkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau disingkat Bappeda. ” Kita usulkan di Bappeda pak” jelas Jamus

Bappeda adalah lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Wali kota melalui Sekretaris Daerah.

Ada Apa Pemerintah Kabupaten Ponorogo Lupakan Nasib Petani Di Lima Desa Kecamatan Jenangan

Ponorogo,detikindo24.com – Sungguh sangat memprihatinkan nasib petani di lima desa yakni, Desa Tanjungsari, desa Jenangan, desa Sraten, desa Sedah dan Desa Panjeng Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Pasalnya, Sudah berpuluh tahun lamanya, Kebutuhan air untuk mengairi lahan sawah mereka harus menggunakan tenaga diesel, sehingga mengeluarkan biaya cost yang sangat tinggi, adapun di area persawahan lainnya harus menunggu curah hujan tiba atau menjadi area persawahan Tadah Hujan.

Perihal yang dialami hingga sudah berpuluh tahun lamanya oleh para petani tersebut, menurut kesaksian salah satu petani penggarap sawah warga desa tanjungsari “Niki (Dam) sampun dangu mas rusakipun, gek ngantos sakniki dereng di dandosi, pripun niki..??.” (Dam ini sudah lama rusaknya mas, dan sampai sekarang belum dibenahi, bagaimana ini)” Keluh kesaksian salah seorang petani kepada detikindo24.com pada Jumat (14/7) dilokasi Dam.

Diketahui Dam atau bendungan sesek yang bermula berfungsi sebagai sarana irigasi dari ratusan hektar lahan pertanian di lima desa tersebut, kini nampak hancur tinggal pondasi dan puing – puing yang berserakan tidak dapat difungsikan lagi.

Dibenarkan keluhan para petani tersebut oleh kepala desa tanjungsari Zainur Rofiqi. ST. yang mengatakan, bahwa masyarakat secara bergotong – royong pernah membuat Dam darurat atau tanggul sementara, namun dengan adanya banjir yang pernah melanda, maka Dam darurat tersebut kemudian rusak berat hingga kini belum ada perhatian dari pihak dinas terkait pemerintah kabupaten Ponorogo.

Permohonan perbaikan Dam atau Bendungan sesek menurut Zainuri, sudah pernah Ia ajukan hingga ke SDA PU Provinsi Jawa Timur bersama empat desa lainnya.

Masih menurut Zainuri, upaya pengajuan bersama ke pihak SDA Provinsi ternyata mengalami jalan buntu. Terbukti lingkup luasan dari Dam bendungan sesek yang mengaliri sekitar 700 hektar areal pertanian masyarakat di lima desa Kecamatan Jenangan adalah merupakan kewenangan pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo.

“Kita sudah berupaya dan mencoba melakukan permohonan terkait pembangunan itu, sampai saya beserta lima desa pemanfaat irigasi Dam Sesek bertandang ke dinas PU Propinsi terkait sumber daya air itu, pun Kita kemarin juga mencoba untuk bagaimana supaya bupati mau memberikan support bantuan anggaran untuk pembangunan dam tersebut yang Kondisinya sudah memprihatinkan, sedang irigasi itu merupakan pokok utama atau kebutuhan primer dari proses pertanian” ungkap kepala desa Tanjungsari

Lalu ada apa? hingga sudah puluhan tahun Pemerintah kabupaten Ponorogo membiarkan nasib petani di lima desa wilayah Kecamatan jenangan tersebut ?

Sampai berita ini diterbitkan detikindo24.com, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Ponorogo berikut dinas terkait lainnya belum berhasil ditemui untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

,

Dua Perguruan Silat PSHW dan PSHT Cabang Ponorogo, Tolak Pembokaran Tugu Organisasi

Dua Perguruan Silat PSHW dan PSHT Cabang Ponorogo, Tolak Pembokaran Tugu Organisasi

PONOROGO detikindo24.com – Polemik pembokaran tugu perguruan pencak silat di wilayah Jawa Timur menjadi sorotan bagi para pendekar khususnya di wilayah Kabupaten Ponorogo.

Terkait hal tersebut, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ponorogo, Pusat Madiun dan Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHW TM) Cabang Ponorogo memberikan tanggapan.

Kedua perguruan yang memiliki anggota mayoritas di bumi reog tersebut sama-sama berharap pemerintah memberikan kebijaksaan terbaik dengan tidak harus membongkar Tugu Organisasi. Apalagi, pembokaran tugu bisa berdampak kepada kekondusifitas yang dijaga selama ini.

“Berharap kepada Bapak Kapolda Jawa Timur, jangan sampai Ponorogo yang sudah kondusif ini menjadi konflik. Dengan adanya imbauan yang disampaikan akan membuat keruh atau membuat gaduh,” Kata Kangmas Komarudin selaku Ketua PSHT Cabang Ponorogo, Pusat Madiun, usai ngopi bareng bersama PSHW TM dan beberapa perguruan silat di padepokan SH Terate setempat, Sabtu (08/07/2023).

Kekuatiran Kangmas Moh Komarudin akan hal tersebut tentu sangat berdasar.
Pertama tugu perguruan pencak silat itu menjadi kearifan local serta menjadi kebanggaan bagi pendekarnya dan didirikan dengan gotong-royong dan bukan anggaran dari organisasi. “Apalagi Ponorogo sangat kondusif. Sehingga bisa dicontoh oleh kabupaten/kota yang lain,” ucapnya.

Senada dengan Kangmas Komar, Langen Tri Ketua PSHW TM Cabang Ponorogo, Ia berharap tidak terjadi pembongkaran tugu perguruan pencak silat di wilayah Ponorogo. alasan apapun di Ponorogo dalam kondisi kondusif. “Kondisi aman dan tidak terjadi apapun dengan tugu yang ada di wilayah Ponorogo,” pungkasnya.

Bahkan, kedua Perguruan yang memiliki pendekar mayoritas di Ponorogo sudah menyiapkan satgas untuk menangkap oknum yang sengaja membuat keruh dengan merusak atau mengecat tugu. Kemudian dipastikan oknum apabila melebihi batas tentu berlaku adat.

 

Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.