Bersih Desa”Sirapan Culture Festival” Bupati Madiun : Semoga Acara Adat Desa Jadi Sejahtera

Detikindo24.com, Kabupaten Madiun- “Sirapan Culture Festival” dalam rangka bersih desa dan Hari Jadi ke-196 Desa Sirapan, Kecamatan Madiun di hadiri oleh Bupati Madiun H. Ahmad Dawawi.

Kegiatan bersih desa dimulai dengan kirab dari Kantor Desa Sirapan menuju Punden Lancur Sari yang konon dipercaya sebagai tempat bersejarah berdirinya desa Sirapan tersebut.

Kirab melibatkan sejumlah elemen masyarakat, para pemuda, perguruan pencak silat, ibu-ibu PKK, serta tak lupa Kepala Desa Sirapan bersama istri yang mengendarai delman bersama Camat Madiun dan istri.

“Mugo-mugo bersih deso gawe desone mulyo (semoga dengan bersih desa membuat desanya mulia),” pesan singkat Bupati Kaji Mbing usai kegiatan tersebut. Jumat (18/8).

Warga masyarakat desa di daerah Jawa khususnya, hampir seluruhnya menyelenggarakan tradisi bersih desa ini, Kegiatan bersih desa sendiri biasa digelar masyarakat saat memasuki Bulan Suro dalam kalender jawa.

Bersih desa merupakan sebuah Upacara adat Jawa dengan serangkaian kegiatannya, mulai dari slametan (kenduri bersama) sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT) atas rejeki,keselamatan dan ketentraman.

Selain kepada Tuhan YME, juga ucapan dan doa kepada kepada danyang desa atau seseorang yang dulunya dianggap paling pertama tinggal di desa tersebut.

Hal itu di lakukan seluruh masyarakat desa agar terhindar dari malapetaka dan terhindar dari perbuatan tercela lainnya yang dilarang oleh, adat,budaya dan agama maupun negara

“Ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas apa yang diberikan oleh Allah SWT, juga doa agar seluruh masyarakat aman dan terhindar dari segala bencana,” pungkasnya.

Para peserta kirab tak lupa membawa berbagai hasil bumi, pertanian, perkebunan, serta yang menjadi ikonnya adalah “Tumpeng Bogo Lancur Sari ” yang berhias nasi merah dan putih simbol negara Republik Indonesia.

Acara paling ditunggu yang tak kalah heboh adalah saat tumpeng selesai di doakan dan ketika menjadi rebutan masyarakat. Tak hanya anak-anak, orang dewasa hingga orang tua tumpah ruah berebut isi dalam tumpengan. Semua warga masyarakat nampak sangat bergembira dengan kegiatan bersih desa tersebut.

Babinsa Koramil Karangjati Monitor,Pastikan Kegiatan Tradisi Bersih Desa Puhti Aman Dan Lancar

Detikindo24.com,Ngawi – Untuk memastikan kegiatan dapat berjalan dengan aman dan lancar anggota Koramil 05/Karangjati Kodim 0805/Ngawi Serda Naryo memonitor kegiatan bersih Desa yang di laksanakan di Desa Puhti Kecamatan Karangjati, Selasa (18/07/2023).

Serda Naryo menyampaikan bahwa kegiatan tradisi bersih Desa yang di laksanakan ini merupakan wujud rasa syukur dan tradisi turun temurun dari zaman leluhurnya yang diadakan setiap setahun sekali.

“Adapun kegiatan Bersih Desa ini yang dilakukan dengan mengadakan selamatan syukuran di tempat-tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat yang konon menurut cerita dari nenek moyang tempat tersebut adalah tempat pejuang yang telah babat (buka) Desa tersebut,” tuturnya.

Selain itu kegiatan bersih desa ini merupakan salah satu wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas semua rejeki yang telah diberikan serta keselamatan dan kemakmuran kepada seluruh warga masyarakat desa Puhti.

“Ini juga adalah salah satu tradisi/adat desa yang harus tetap dijaga dan dilestarikan,” pungkasnya.

,

Budaya Bersih Desa Kebonsari, Bupati Madiun: Tekankan Nilai Pancasila

Madiun, detikindo24.com – Bupati Madiun H. Ahmad Dawami menghadiri kegiatan Festival Budaya dalam rangka Bersih Desa di Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari. Kegiatan tersebut turut dikemas dengan kegiatan karnaval beserta dengan udar gelung yang merupakan acara musyawarah pembangunan desa. Senin (26/6).

“Ini adalah dalam rangka melestarikan budaya yang ada, budaya kerukunan, budaya tepo saliro, dan budaya gotong royong yang ada di dalam acara ini,” jelas Bupati Madiun yang akrab disapa Kaji Mbing tersebut.

Ia mengatakan melalui kegiatan tersebut bisa menambah rasa syukur masyarakat sesuai implementasi Pancasila. Dalam kegiatan tersebut terdapat nilai ketuhanan yang terlihat dari berbagai hasil bumi yang ada.

Kemudian, dari nilai kemanusiaan masyarakat, para peserta dan masyarakat terlihat guyub rukun dan memakai pakaian adat yang terlihat riang.

Termasuk nilai persatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial yang menyatu dalam musyawarah desa atau udar gelung untuk menentukan arah kebijakan pembangunan desa.

“Udar gelung itu sebenarnya esensinya musyawarah desa, ada perbedaan pendapat apapun harus terselesaikan disini. Termasuk, bagaimana prioritas pembangunan yang akan dilakukan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Mojorejo, Wahib Muawwan mengatakan kegiatan bersih desa diawali dengan serangkaian kegiatan seperti methil (doa bersama sebelum panen), kemudian pawai budaya, Udar Gelung dan diakhiri pembagian gunungan kepada masyarakat.

“Udar Gelung seperti ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 50 tahun yang lalu, namun hari ini dilakukan dengan kemasan yang baru, melalui kegiatan ini hasil bumi yang dipanen juga kembali untuk kita,” pungkasnya.