Ngawi,detikindo24.com – Jamasan pusaka telah menjadi tradisi dalam peringatan Hari Jadi Ngawi tiap tahunnya, kali ini digelar di Pendopo Wedya Graha, Kamis (06/07/23). Yang bekerjasama dengan Kantor Disparpora dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi berjalan dengan lancar dan khidmat.
Dalam prosesi jamasan ini, dipimpin oleh Parogo bernama Rahmat Didik Purwanto dengan 4 pusaka diantaranya ada dua pusaka berupa tombak yang diberi nama Tombak Kyai Singkir yang dibawa oleh Yusuf Rosyadi dan Tombak Kyai Songgo Langit yang dibawa oleh Noor Hasan Muntaha , dan yang kedua berupa payung bernama Songsong Tunggul Wulung yang dibawa oleh Idam Kharima dan Songsong Tunggul Warono yang dibawa oleh Agus Susanto dan dalam prosesi jamasan menggunakan air khusus yang disiapkan sesepuh di Kabupaten Ngawi.
Acara yang berlangsung khidmat ini, dipimpin oleh Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, dan Dihadiri Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, jajaran Forkopimda beserta istri , Kepala OPD beserta istri , Forkompomcam beserta istri paguyupan pepadi , Harpi, Permadani, Dimas Diajeng Ngawi Kepala SMPN , Komunitas jeep dan puluhan Mahasiswa UGM semua hadir mengenakan pakaian adat jawa dan disuguhi oleh tarian guyup rukun dari sanggar Seni Budaya pimpinan Bu Sri.
Dalam sambutannya Bupati Ngawi mengatakan” Jamasan pusaka ini kegiatan rutin setiap tahunnya, Dimana kegiatan ini mengawali serangkaian hari Jadi Kabupaten Ngawi yang kemarin juga telah dilakukan ziarah ke makam para leluhur, dan hari ini kita menjamas seluruh piandel agung (pusaka) yang selanjutnya nanti akan dibawa ke Pendopo Kantor Desa Ngawi Purba untuk disemayamkan semalam sebelum dilakukan kirab menuju Pendopo Wedya Graha besok pagi,” terangnya.
“Terdapat acara baru yang disebut sekar keprabon yaitu media keteladanan budaya dalam diri manusia dari lahir hingga tiada, yang berisikan penghormatan terhadap kesejatian dan kesempurnaan kehidupan, ” Imbuhnya.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono juga menambahkan Jamasan Pusaka tahun 2023 ada sedikit perbedaan dimana adanya prosesi Larung Sukerto yang dilaksanakan di Kali tempuk Ngawi Purba Desa Ngawi.
“Dengan diadakannya prosesi Jamasan Pusaka Larung Sukerto, diharapkan ketika semakin tua kita harus bisa menghilangkan kebiasaan buruk sehingga bisa menatap masa depan dengan prestasi dan pembangunan yang lebih maju,” terang Bupati Ngawi.
Guna memperkaya khazanah budaya kesenian di Kabupaten Ngawi, rangkaian kegiatan juga dilakukan di masing-masing kecamatan diantaranya wilayah Sine, Kwadungan, Kendung, Karangjati, dan Pangkur.
Bupati Ngawi menambahkan, ada 3 point yang menjadi pijakan utama terhadap pemerataan prosesi kegiatan dalam memperingati Hari Jadi Kabupaten Ngawi ke-665 tahun.
“Pertama, menggali potensi terkait cerita rakyat guna menguatkan kembali narasi sejarah. Kedua, membangkitkan geliat ekonomi kerakyatan. Ketiga, semakin banyak kegiatan dan orang semakin sering bertemu maka semakin guyub rukun,”tandas Ony Anwar Bupati Ngawi.