MADIUN,detikindo24.com – Menanggapi laporan pihak PUPR Kabupaten madiun tentang sampah bambu yang menyumbat kalijeroan Kalibedah dibalerejo, BBWS akhirnya baru turun tangan akan bertindak melakukan pembersihan.
Sudah berminggu-minggu sampah tersebut diketahui menyumbat sungai tepat dibawah jembatan jalan Alternatif Balerejo-Muneng.
Beberapa warga disekitar Kalibedah dan para pengguna jalan menyampaikan kepada tim DetikIndo24.com, bahwa sudah beberapa minggu ini tumpukan bambu berada disungai ini.
“awalnya hanya setengah dari jumlah ini,namun beberapa hari saat hujan jumlahnya makin terus bertambah, tidak hanya bambu tapi sampah-sampah juga ikut menumpuk dan mengendap di bawah jembatan sungai ini” tutur salah satu warga.
Hal lain juga disampaikan salah satu pengguna jalan, dia mendapati setiap melintas disini bambu-bambu ini masih tetap berada di sungai dan jumlahnya makin terus bertambah.
Saat tim mencari asal bambu-bambu tersebut, warga menyebutkan itu mungkin sampah yang terbawa arus sungai karena hujan. Warga lain juga menyebutkan bahwa bambu-bambu tersebut berasal dari bekas proyek plengsengan.
Disisi lain, dalam konfirmasi tim detikindo24.com, Maskur Kabid pengairan menjelaskan bahwa dugaan adanya sampah bambu berasal dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang membuang sisa-sisa proyek di sungai, pihak PU sendiri sebenarnya sudah mendapati laporan tersebut dan menyampaikan kepada Balai Besar Bengawan Solo (BBWS) sebagai penanggung jawab utama.
“Jadi kami memang mendapati laporan tersebut, dan pihak kami PUPR Kab.Madiun langsung menyampaikan ke BBWS untuk ditindaklanjuti, karena itu kewenangan mereka” tegas Maskur.
Dilansir dari beberapa sumber adanya sampah-sampah tersebut berpotensi menimbulkan banjir karena curah hujan dan kerusakan lingkungan.
Terpisah, pada hari Jumat tanggal 3 Pebruari 2023, akhirnya Pihak BBWS menanggapi akan ada tindakan pembersihan yang dilakukan oleh pihak terkait.
Informasi tersebut disampaikan melalui edaran ijin penutupan jalan jembatan sungai jeroan desa Balerejo.
Namun, sayangnya tindakan tersebut baru di realisasikan ketika pihak PUPR Kab.Madiun beberapa kali melapor.
Menyangkut kepentingan masyarakat dan pencegahan pengendalian bencana banjir, Maskur sendiri berharap bahwa pihak BBWS segera tanggap akan adanya masalah diwilayah sungai bengawan Solo ini.
“Selain itu dampak sorotan masyarakat selalu akan tertuju kepada petugas pengairan,padahal yang sebenarnya bukan ranah kami” Tandas Maskur saat wawancara bersama detikindo24.com diruang kerjanya.