6 Cendikia Wejang  Bupati Nganjuk Agar Tidak Korupsi & Gratifikasi

Headline48 Dilihat

NGanjuk,detikindo24.com – Seratus lebih tokoh masyarakat dan tokoh agama Nganjuk menghadiri acara “Dialog Tomas & Toga Kabupaten Nganjuk” yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Hukum dan Perburuhan Indonesia (LKHPI) dan Paguyuban Wong’e Kang Marhaen (WKM) di FrontOne Ratu Hotel Nganjuk.jumat (20/01/2023).

Dialog yang mengangkat tema “servant leadership” merupakan bentuk kepedulian LKHPI dan WKM dalam pembangunan sumber daya manusia, khususnya para pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Nganjuk.

Selain Plt. Bupati Nganjuk juga hadir 6 narasumber lain dari berbagai daerah seperti Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum., guru besar Fakultas Hukum UNDIP Semarang, Dr. H.A. Al Atok, M.Pd., M.H., dari UM malang, Dr.Vera Septi Andrini, M.M., Ketua STKIP PGRI Nganjuk, Totok Budi Hartono, S.H., M.H., advokat senior, dan Drs. Supriyono ketua LSM Mapak Kab. Nganjuk. Selain itu, sebagai pemandu acara ada Dr. Wahju Prijo
Djatmiko, S.H., M.Hum., M.Sc., dan Prof. Dr. Sumarji, S.P., M.P.

Ditemui Detikindo24.com saat berada di lokasi acara, Ibnu Sahidin, selaku ketua panitia menjelaskan, latar belakang acara yaitu ingin menawarkan paradigma kepemimpinan baru bagi Pemda Nganjuk dan masyarakat luas.

“Sebagai bagian masyarakat Nganjuk, saya dan rekan-rekan ingin ambil bagian dan berkontribusi, khususnya demi pemerintahan yang lebih baik. LKHPI biar tidak hanya dikenal banyak kritik, tapi juga ikut menyumbangkan gagasan kepemimpinan”, ujar Ibnu Sahidin yang juga seorang advokat muda.

Hadir dalam acara antara lain Ketua MUI Nganjuk, Ketua PCNU Nganjuk, Ketua PDM Nganjuk, Kapolres Nganjuk, Komandan Kodim 0810 Nganjuk, Kajari Nganjuk, para pimpinan perguruan tinggi di Nganjuk, dan
tokoh masyarakat.

Acara yang menghadirkan narasumber para akademisi dari perguruan tinggi dan para praktisi tersebut diharapkan mampu membedah konsep “servant leadership” sehingga bisa diterima sebagai paradigma
kepemimpinan. “Servant leadership ini memposisikan pemerintah atau pejabat bukan untuk dilayani oleh rakyat, namun sebagai pemimpin merasa sebagai pelayan rakyat.

Inzet 2.Dr.Wahju Prijo Djatmiko penggagas dialog kebangsaan

Sementara menurut Dr.Wahyu Prijo Djatmiko (penggagas dialog kebangsaan), Paradigma lama yang berpikir bahwa pemimpin adalah penguasa itu merugikan rakyat. Harus diubah. Pejabat harus egaliter. Harapannya mampu mengubah mental agar tidak melakukan korupsi dan gratifikasi, meskipun ini belum menyentuh aspek sistem politik, ya”, ujarnya kepada Detikindo24.com

Baca juga :   Transparansi hasil Tes Akhir PPS di Ngawi di Pertanyakan.

Hadir dalam acara yang berlangsung sejak pukul 08:30 WIB hingga pukul 13:00 WIB antara lain Ketua MUI Nganjuk, Ketua PCNU Nganjuk, Ketua PDM Nganjuk, Kapolres
Nganjuk, Komandan Kodim 0810 Nganjuk, Kajari Nganjuk, para pimpinan perguruan tinggi di Nganjuk, dan tokoh masyarakat lainnya dengan disajikan penampilan Tari Remo dan Tari Sorote Lintang khas Banyuwangi.

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan